Kamis, 03 Desember 2015

Metode SAW

  
SISTEM    PENDUKUNG   KEPUTUSAN    UNTUK    MENENTUKAN  
PENERIMA  BEASISWA  BANK BRI  MENGGUNAKAN  FMADM
(STUDI KASUS: MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI 

Metode SAW

Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating
kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Perancangan Sistem FMADM
penilaian dilakukan dengan melihat nilai-nilai terhadap indikator yaitu jumlah penghasilan Orangtua, usia, semester, jumlah tanggungan Orangtua, jumlah saudara kandung, dan nilai IPK. Selanjutnya masing-masing indikator tersebut dianggap sebagai kriteria yang akan dijadikan sebagai faktor untuk menentukan penerima beasiswa dan himpunan fuzzy nya adalah Rendah, Sedang Tengah, Banyak, Banyak , Tinggi. Himpunan ini kemudian diperlakukan sebagai input kedalam sistem FMADM (dalam hal ini disebut sebagi Ci). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah penghasilan Orangtua, Usia, Semester, Jumlah tanggungan Orangtua, jumlah saudara kandung, nilai IPK dan untuk himpunan fuzzynya adalah Rendah, Sedang, Tengah,Banyak, Tinggi.





Analisis Kebutuhan Input
Input untuk melakukan proses pengambilan keputusan dari beberapa alternatif ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
1. Kuesioner ditujukan untuk mahasiswa Fakultas
Teknologi Industri UII. Sebanyak 30 mahasiswa.
2. Variabel yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
a. Semester.
b. Nilai IPK.
c. Jumlah tanggungan Orangtua
d. jumlah saudara kandung.
e. Usia
f. Penghasilan orang tua.



Analisis Kebutuhan Output
Keluaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah alternatif yang memiliki nilai tertinggi
dibandingkan dengan alternatif nilai yang lain. Pada penelitian ini hasil keluarannya diambil dari urutan
alternatif tertinggi ke alternatif terendah. Hasil akhir yang dikeluarkan oleh program nanti berasal dari
nilai setiap kriteria, karena dalam setiap kriteria memiliki nilai yang berbeda-beda.
Urutan alternatif yang akan ditampilkan mulai dari alternatif tertinggi ke alternatif terendah. Alternatif yang dimaksud adalah mahasiswanya.








Kriteria Yang Dibutuhkan
 Bobot
Dalam metode penelitian ini ada bobot dan kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan siapa yang akan terseleksi sebagai penerima beasiswa.
Adapun kriterianya adalah:
C1=Jumlah penghasilan Orangtua
C2=Usia
C3=Semester
C4=Jumlah tanggungan Orangtua
C5=jumlah saudara kandung,
C6= nilai IPK.
           
Dari masing-masing bobot tersebut, maka dibuat suatu variabel-variabelnya. Dimana dari suatu
variabel tersebut akan dirubah kedalam bilangan fuzzynya.
Di bawah ini adalah bilangan fuzzy dari bobot.
1. Sangat Rendah ( SR ) = 0
2. Rendah ( R ) = 0.2
3. Sedang ( S ) = 0.4
4. Tengah ( T1 ) = 0.6
5. Tinggi ( ST ) = 0.8
6. Banyak ( B ) = 1
Untuk mendapat variabel tersebut harus dibuat dalam sebuah grafik supaya lebih jelas padagambar 1.

Gambar 1. Grafik bobot








Kriteria Penghasilan Orang Tua
Variabel penghasilan orang tua dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.
Tabel 1. Penghasilan orang tua
Penghasilan Orang Tua (X)
Nilai
X <= Rp.1000.000
0.25
X = Rp.1000.000 – 5000.000
0.5
X = Rp.5000.000 – 10.000.000
0.75
X >=Rp.10.000.000
1




Kriteria Usia
Variabel usia dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.

Tabel 2. Usia
Usia 
Nilai
Usia = 19 Tahun
0.25
Usia = 20 Tahun
0.5
Usia = 21 Tahun
0.75
Usia = 22 Tahun
1





Kriteria Semester
Variabel semester dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.

Tabel 3. Semester
SEMESTER
NILAI
Semester = 3
0
Semester = 4
0.2
Semester = 5
0.4
Semester = 6
0.6
Semester = 7
0.8
Semester = 8
1



Kriteria Jumlah Tanggungan Orang Tua
Variabel Jumlah Tanggungan Orang Tua dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.

Tabel 4. Jumlah tanggungan orang tua
Jumlah Tanggungan Orang Tua
NILAI
1 anak
0
2 anak
0.25
3 anak
0.5
4 anak
0.75
5 anak
1

Kriteria Jumlah Saudara Kandung
Variabel Jumlah saudara kandung dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.

Tabel 5. Jumlah saudara kandung
Jumlah Saudara Kandung
Nilai
1 Orang
0
2 Orang
0.25
3 orang
0.5
4 orang
0.75
5 orang
1







Kriteria Nilai IPK
Variabel nilai IPK dikonversikan dengan
bilangan fuzzy dibawah ini.
Tabel 6. Nilai ipk
Nilai IPK
Nilai
IPK < = 2.75
0
IPK = 2.75 – 3.00
0.25
IPK = 3.00 – 3.25
0.5
IPK = 3.25 – 3.50
0.75
IPK >= 3.50
1






Masukan Data
 merupakan hasil proses dari penginputan dari pemohon beasiswa. Dimana datadata tersebut dimasukan berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan melalui proses perhitungan.

Gambar 4. Data-data yang sudah dimasukan


Hasil Seleksi
Gambar  dibawah ini merupakan hasil dari proses aplikasi penerima beasiswa tersebut. Dimana hasil yang akan
ditampilkan adalah mahasiswa dengan alternatif tertinggi sampai alternatif terendah. Sehingga yang
akan lolos dalam penerimaan beasiswa tersebut adalah mahasiswa dengan nilai alternatif yang terbaik.


Gambar 5. Hasil seleksi
Dalam penelitian ini akan dicontohkan satu perhitungan untuk mencari nilai akhir dari 3 mahasiswa.
Berdasarkan pada gambar 4 diatas, dapat dibentuk matriks keputusan X dengan mengambil 3 sampel data mahasiswa:




 


           0.75 1 1 0.25 0.25 0.5
X =     0.75 0.5 0.6 1 1 0.75
            0.75 0.5 0.6 0.5 0.5 0.25
 


dan vektor bobot:
W= [0.6 0.4 1 1 0.2 0.8]



Matriks ternormalisasi R diperoleh dari
persamaan (2.1):
0.33 0.25 0.2 0.25 0.25 0.50
0.33 0.50 0.33 1.00 1.00 0.75
0.33 0.50 033 0.50 0.50 0.25

Perkalian Matriks W * R sebagai berikut :
0.20 0.10 0.20 0.25 0.05 0.40
0.20 0.20 0.3 1.00 0.20 0.60
0.20 0.20 0.33 0.50 0.10 0.20

Langkah berikutnya adalah penjumlahan dari setiap alternatif. Supaya lebih jelas dimisalkan untuk
baris pertama dari matriks diatas adalah A1, baris ke 2 = A2 dan baris ke 3 = A3. Setelah dilakukan
proses penjumlahan didapatkan nilai A1 = 1.20, A2 =2.53, A3 = 1.53.
Langkah terakhir adalah proses perangkingan. Hasil perankingan diperoleh: V1 1.20; V2 = 2.53; dan V3 = 1.53. Nilai terbesar ada pada V2 sehingga alternatif A2 (Mahasiswa ke 2) adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik.

KESIMPULAN
Telah dibangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu penentuan seseorang
yang berhak mendapatkan beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, dimana
kriteria tersebut diterjemahkan dari bilangan fuzzy kedalam bentuk sebuah bilangan crisp. sehingga
nilainya akan bisa dilakukan proses perhitungan untuk mencari alternatif terbaik. Dari penelitian
tersebut diketahui bahwa semakin banyak sampel yang dipunyai, maka tingkat validitasnya akan

cenderung naik. dan hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah alternatif yang memiliki nilai alternatif terbaik sdari alternatif yang lain. 

Bagikan

Jangan lewatkan

Metode SAW
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.